Rabu, April 10, 2013

KISAH MAHASISWA YANG BERHASIL MENDAPAT NILAI SIDANG "A" KARENA VISUALISASI

Sebut saja, Raisha, seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi. Raisha pun memiliki mimpi dalam jangka waktu terdekat ini. Apakah mimpinya? Raisha b
ermimpi bahwa dirinya lulus sidang skripsi dengan nilai A di semester ini. Ia pun menuliskan mimpinya dalam sebuah buku mimpi.
Raisha adalah mahasiswi jurusan kimia yang tentunya harus penelitian dalam laboratorium untuk bisa lulus di bidangnya. Dalam satu semester, dimana hanya 4 bulan sebagai masa aktif melakukan penelitian hingga masa sidang, Raisha berusaha keras merealisasikan mimpinya; bersungguh-sungguh melakukan penelitian di laboratorium, membaca banyak literature terkait skripsinya dan berkonsultasi dengan dua dosen pembimbingnya.
Tiap mimpi yang diperjuangkan, pasti ada rintangan yang menghadang. Begitupun dengan mimpi Raisha. Di awal skripsinya, belum saja ia terjun ke laboratorium, permasalahan itu datang. Bahan baku yang digunakan dalam penelitiannya belum datang dari Singapore. Ia harus menunggu lama, kurang lebih satu bulan hingga akhirnya bahan baku sampai di tangannya. Lantas, apakah dalam masa menunggu itu Raisha hanya berdiam diri? Tentu tidak! Raisha menggunakan waktunya untuk mencari literature terkait penelitiannya, membaca-baca skripsi sebelumnya, berdiskusi dengan partner penelitiannya untuk menemukan metode yang pas, hingga berdiskusi dengan dosen pembimbingnya.
Ketika bahan baku telah di tangan, maka Raisha pun terjun dalam laboratorium. Dalam jangka waktu satu bulan lagi, ia harus bisa mempresentasikan progress penelitiannya dimana setidaknya 50% sudah terealisasi. Walaupun sudah tertinggal satu bulan dari teman-teman yang lain, ia tetap optimis bisa lulus semester ini. Menginap di laboratorium bersama partner penelitian pun menjadi agenda yang biasa dilakukan menjelang deadline progress report.
Jadwal progress report pun tiba. Penelitian Raisha belum sampai 50% terealisasi. Namun bagaimanapun, ia harus mempersiapkan bahan presentasi untuk dikritisi oleh dosen-dosen Kimia Fisik, bidang peminatan yang diambil dalam skripsinya. Apapun hasil yang sudah ia dapatkan selama satu bulan ini, walaupun tak terlalu signifikan, tetap harus dipresentasikan di depan teman-teman dan para dosen. Ada rasa pesimis di awal dalam hati Raisha untuk bisa menyelesaikan skripsi semester ini, karena nyatanya ia hanya mampu menyelesaikan 25% di saat progress report.
Pesimis ini pun berdampak pada presentasi yang dibawakannya dalam progress report; bahasa yang digunakan berantakan karena masih belum yakin dengan apa yang ia presentasikan. Ketika ditanya para dosen, ia tak yakin dengan apa yang dijawabnya. Bahkan raut wajah dosen pembimbingnya menyiratkan suatu kekecewaan. Raisha sadar sesadar-sadarnya bahwa ia harus bangkit setelah ini. Raisha tak mau membuat dosen pembimbingnya kecewa di akhir sidang skripsi nanti, apalagi penelitian yang dilakukannya adalah sebuah proyek riset dosen yang dibiayai kampusnya. Dan dari progress report itulah, ia mendapat banyak masukan dari para dosen, apa yang harus ia lakukan ke depannya. Cahaya optimis kembali lagi dalam hatinya.
Hari-hari yang dilaluinya menuju seminar hasil penelitian semakin menggebu. Penelitiannya yang banyak memakan waktu, menunggu selama 10-25 jam mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium, membuat Raisha dan partner penelitiannya tak bisa meninggalkan lab dan harus menginap. Bahkan pernah suatu kali, Raisha mereaksikan bahan-bahan kimia itu di rumahnya dalam sebuah kamar yang ia sulap menjadi sebuah laboratorium pribadi. Karena bahan-bahan kimia yang direaksikannya sangat berbahaya dengan label tengkorak, ia sangat ekstra hati-hati ketika mereaksikannya dalam rumah. Raisha memilih kamar di atas yang tak bisa dijangkau oleh siapapun dan dikunci rapat-rapat.
Waktu menuju seminar hasil penelitian pun makin dekat, Raisha mempersiapkan presentasi seminar dengan maksimal. Bisa dikatakan seminar hasil penelitian adalah sidang terbuka oleh dosen penguji yang bisa disaksikan oleh mahasiswa di jurusannya. Dan dalam waktu 1.5 bulan setelah progress report, Raisha berhasil menyelesaikan 90% penelitiannya. Raisha makin optimis akan mimpinya.
Dalam seminar hasil penelitiannya yang disaksikan juga oleh adik-adik tingkatnya dan diuji oleh 3 dosen penguji, Raisha bisa melaluinya dengan lancar. Bahkan di akhir seminar, sang dosen pembimbing mengacungi jempol untuknya dan berkata: “hebat kamu bisa jawab pertanyaan dosen penguji. Itu termasuk pertanyaan yang susah loh…” sambil tersenyum.
Cahaya optimis untuk bisa mendapatkan nilai skripsi A di semester ini pun makin terang di hati Raisha. Mendekati masa sidang komprehensif yang bersifat tertutup, hanya ada 3 dosen penguji, 2 dosen pembimbing dan dirinya yang berada di ruang sidang, Raisha makin mempersiapkan bahan presentasinya dan buku hardcover  skripsinya untuk diberikan pada para dosen penguji dan dosen pembimbing.
Jadwal sidang komprehensif pun tiba, tepat 3 Januari 2011. Raisha mendapat giliran maju sidang pukul 11.00, tepat setelah partner penelitiannya maju pada pukul 10.00. Sebelum Raisha dan partner penelitiannya maju sidang, mereka menuju ruang dosen pembimbing untuk mohon doa restu. Ketika berada di ruang dosen itu, sang dosen langsung memperlihatkan beberapa lembar kertas kepada Raisha dan berkata: “kamu nulis apa toh, Nak? Aku kira jelek-jelekin aku, dosen pembimbingmu…”
Raisha langsung melihat kertas itu, rupanya sebuah tulisannya yang masuk ke media tentang curhatnya ketika menjalani skripsi penelitian. Dengan rasa penasaran sambil tersenyum-senyum, Raisha pun melontarkan pertanyaan: “hehe… Ibu kok bisa dapet ini, dari mana Bu?”
Rupanya dosen penguji (yang satu ruangan dengan dosen pembimbing) yang menemukan artikel itu ketika mencari di internet tentang penelitian Raisha dan partner penelitiannya. Sang dosen penguji yang ada di ruang itupun tersenyum ke arah Raisha, Raisha pun membalas senyumnya. Dari situ, 2 jam sebelum ia memasuki ruang sidangnya, Raisha semakin yakin akan mimpinya.
Tepat pukul 11.00, Rianti, partner penelitian Raisha keluar dari ruang sidang. Rianti langsung memeluk Raisha dengan sedikit terisak. Tentu saja hal ini sedikit membuat Raisha berdebar-debar. Rianti bercerita tentang kondisi sidangnya. Cerita Rianti membuat Raisha agak sedikit cemas. Tak lama kemudian, Rianti kembali diminta masuk ruang sidang untuk diberitahu nilai skripsinya. Raisha di luar menunggu Rianti sekaligus menunggu gilirannya masuk ruang keramat itu. Rianti keluar, lagi-lagi disambut pelukan Raisha dan Rianti memberitahu bahwa nilai skripsinya A-. Raisha makin berdebar.
Pukul 11.15, Raisha dipersilakan memasuki ruang sidang. Sebelum masuk ruang sidang, ia kembali berdoa, mencoba memvisualisasikan mimpinya sedetail mungkin.
Raisha memasuki ruang sidang, memberi salam kepada para dosen penguji sekaligus dosen pembimbing. Raisha dengan sangat PD membuka slide presentasinya dan mempresentasikannya selama 15 menit. Kemudian dilanjutkan pertanyaan komprehensif oleh dosen penguji sedangkan dosen pembimbing hanya memperhatikan saja. Tanya jawab dalam sidang komprehensif itu dirasakan sebagai diskusi biasa bagi Raisha. Tak ada ketegangan.  Hingga akhirnya, para dosen penguji merasa puas dengan jawaban yang terlontar dari Raisha tanpa dibantu oleh dosen pembimbing. Raisha diminta keluar ruang sidang untuk memberikan waktu para dosen berunding tentang nilai skripsi Raisha. Raisha diminta masuk kembali untuk diumumkan nilai skripsinya dan sang ketua penguji mengumumkan bahwa Raisha mendapat nilai A. Raisha tersenyum dan langsung sujud syukur saat itu juga.
Ya, itulah visualisasi mimpi Raisha yang ia visualisasikan di hadapan Allah beberapa hari sebelum sidang skripsinya dalam shalat malamnya. Dan kini, Raisha pun bersiap memasuki ruang sidang.
Dan apakah yang terjadi selama di ruang sidang? Ternyata apa yang Raisha visualisasikan mewujud menjadi kenyataan di ruang sidang. Raisha pun lulus sidang dengan nilai A. Allahu akbar!
****
Mimpi
Tiap orang mungkin punya mimpi
Tapi hanya sedikit yang mau menuliskannya
Dari sedikit yang menuliskannya
Lebih sedikit lagi yang berusaha keras tuk merealisasikannya
Dan dari yang berusaha keras merealisasikannya
Hanya segelintir orang yang mampu memvisualisasikannya
Hingga akhirnya mewujud menjadi nyata
Ya! Tingkatan paling tinggi dari seorang pemimpi adalah ketika ia mampu memvisualisasikan mimpinya hingga akhirnya menjadi sebuah kenyataan. Tak banyak memang yang bisa melakukannya. Hanya orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mimpinya-lah yang mampu merealisasikannya.
Visualisasi mimpi bukanlah hal yang muncul begitu saja. Seorang pemimpi tak bisa serta merta memvisualisasikan mimpinya tanpa usaha sungguh-sungguh dalam dirinya dan tanpa doa yang sungguh-sungguh pula pada Tuhannya.
Ketika ia menuliskan mimpinya, maka akan ada keyakinan dalam diri untuk bisa merealisasikannya. Namun tentu saja akan ada banyak rintangan untuk merealisasikannya. Bagi mereka yang tak siap memperjuangkan mimpinya, maka mimpi itu hanya akan terus tetap berada dalam kertas tanpa aksi nyata. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh memperjuangkan mimpinya, maka merekalah yang mampu untuk merealisasikan mimpinya.  Dan bagi mereka yang berjuang penuh kesungguhan disertai kesungguhan doa-lah, yang mampu memvisualisasikan mimpi dan atas kehendakNYA mimpi itu terealisasi.
Namun jika pada akhirnya atas kehendakNYA, mimpi itu tak terealisasi sesuai visualisasi mimpinya, ia tetap optimis bahwa yang ia dapatkan sekarang adalah yang terbaik dariNYA. Orang yang seperti ini, yang melakukan sesuatu penuh kesungguhan disertai kesungguhan pula dalam berdoa, tak kan merasa sia-sia atas apa yang dilakukan untuk merealisasikan mimpi walau akhirnya tak sesuai dengan apa yang ia visualisasikan.
Yuk Visualisasikan Mimpi-Mimpi Kita di Tahun 2012 ini…


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/01/17934/yuk-visualisasikan-mimpi/#ixzz2Q35kOVrQ
 

CINTA SEJATI ATAU CINTA BUTA?

Saat kamu merasakan cinta sejati, kamu menyayangi seseorang apa adanya, memahami kekurangannya dan menutupi kelemahannya sambil melihat sisi terbaiknya.

Saat kamu cinta buta dengan seseorang,
kamu menganggapnya dia begitu sempurna
hingga menutupi seluruh kekurangan yang ada pada dirinya.

Hmmmmm…

Kalau dipikir-pikir lagi,
sebenarnya perbedaan antara Cinta Buta dan Cinta Sejati
itu tipiiiiiissss banget ya?

Saat kamu mencintai seseorang begitu dalamnya,
kemungkinan besar kamu akan mencoba memahami kekurangannya.
Di saat itu.. apakah kamu mencintainya secara buta
atau memang hanya mencintai dia apa adanya?

Saat dia melakukan kesalahan dan kamu memaafkannya,
karena namanya manusia memang tak pernah lepas dari kesalahan,
apakah itu berarti mencintainya secara buta
atau mencintai apa adanya?

Saat hadir seseorang yang lebih baik darinya,
namun tak juga kamu berpaling dari sang kekasih
apakah itu berarti mencintai apa adanya
atau mencintai secara buta?

Atau saat kamu menganggapnya begitu sempurna
sehingga tak ada yang mampu menggantikan kehadirannya,
apakah itu berarti mencintai apa adanya
atau mencintai secara buta?

Sampai sejauh mana kita bisa mencintai apa adanya
tanpa harus membutakan mata?

Apakah mungkin seseorang mencintai apa adanya tanpa menjadi buta?
Ataukah mencintai secara buta berarti juga mencintai apa adanya?

Seri pertama tentang cinta

Jumat, Juli 06, 2012

SURAT TILANG MERAH ATAU BIRU?

Pagi jam 8  saya cepat-cepat keluar kosan di Jatayu, kebayoran lama menuju ke Pengadilan Negeri di Jalan Gajah Mada Jakarta Pusat karena mau menghadiri sidang tilang. Hehehe saya kena tilang di Jalan Layang Jl. Letjen Suprapto mau ke Cempaka Putih dua minggu yang lalu. Saya memang salah sih tapi saya merasa dongkol karena kesalahn saya karena saya tidak melihat ada rambu motor dilarang naik jembatan layang, yang saya lihat hanya tanda arah; yang sebelah kiri ke Kemayoran dan yang disebelah kanan (naik jembatan) ke Cempaka Putih maka saya pilih naik jembatan karena memang mau ke Cempaka Putih, gak lama setelah turun jembatan beberapa polisi telah siap menjegat saya dan pengendara motor lainnya, akhirnya saya kena deh! Kata Polisi," Maaf Pak Bapak melanggar lalau lintas, motor tidak boleh lewat sini (naik jembatan), saya sempat berargumen dengan Polisi, saya bilang, " Pak maaf saya gak tahu dan saya tidak lihat tanda larangannya", Kata Polisi," Ada tandanya di sebelah kiri jalan", kata saya, "Sebesar apa tandanya?" Jawab Polisi, " Tuh! sambil menunjuk tangannya ke depan sebelah kiri saya", Kata saya," Itu kecil Pak, gak kelihatan,", Jawab Polisi," Itu tanggung jawab Dishub, kami hanya pelaksana saja". Dari sini saya dapat memberikan kesimpulan bahwa memang polisi mengakui kalau tanda larangannya kurang jelas sehingga banyak pengendara yang terjebak terutama bagi pengendara yang baru ke Jakarta. Akhirnya saya ditilang dan Polisi memberi surat tilang kepada saya, saya disuruh datang ke sidang di Pengadilan Negeri di Jalan Gajah Mada tgl 6 Juli hari Jumat jam 9 pagi. Saya terima suratnya dan SIM saya ditahan, setelah itu saya langsung tancap gas sambil merasa dongkol.
Ngomong-ngomong masalah surat tilang, saya pernah baca di Facebook dan pernah tanya-tanya juga ke temen katanya kalau kita ditilang kita minta surat tilang biru jangan merah terus cari ATM dan bayar dendanya memalui bank yang ditunjuk. Karena katanya surat tilang biru itu menunjukkan kalau kita salah dan melanggar lalulintas kemudian kita membayar denda melalui bank yang ditunjuk sedangkan surat merah adalah surat tilang karena melanggar lalulintas dan kita tidak mau mengakui kesalahan  makanya disuruh datang ke sidang di pengadilan. Waktu saya ditilang tadi sebenarnya saya teringat dengan surat biru ini tapi saya urungkan niat karena saya masih merasa belum yakin dengan berita kebenarannya.

Berlanjut dengan cerita saya di awal pagi-pagi ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan harapan saya ingin tahu kalau sidang tilang di Pusat bagaimana dan ingin merasakan jadi terdakwa dan di sidang di depan hakim hehehehhehe. Ternyata dan eh ternyata sama saja dengan proses sidang-sidang lainnya ( hehehe maklum sebelumnya saya pernah kena tilang dengan kasus yang sama hehehe coba bela diri, salah mah salah weh ceuk orang Sunda mah). Sesampai di depan lokasi di sana nampak beberapa calo yang siap menerkam mangsanya salah satunya saya, seorang calo menghampiri saya sambil bilang  tilang SIM, STNK Pak ? saya bilang saya mau langsung ke dalam. Saya langsung masuk ke gedung Pengadilan tanpa menghiraukan si calo tadi. Karena baru pertma kali saya ke sini saya tanya ke petugas di mana tempat sidang tilang, katanya di lantai 2. Saya langsung naik ke lantai 2 dan ternyata tidak ada sidang, yang ada adalah menyerahkan surat tilang, ambil SIM yang ditahan dan bayar dendanya. Saya bayar Rp.75.000,- (melanggar pasal 287 ayat 1 dengan sanksi kurungan 2 bulan atau membayar denda maksimal Rp.500.000 hayo pilih yang mana????).

Setelah saya bayar denda dan mendapatkan SIM saya, saya langsung pulang. Sebelum sampai ke tempat parkiran saya iseng mau tanya-tanya ke Polisi wanita yang kebetulan sedang bertugas di depan gedung Pengadilan. Saya bertanya tentang surat tilang merah dan biru, jadi saya ingin dengar langsung dari polisi. Kata Polwan menjelaskan kalau kartu tilang merah bayar dendanya di sidang di pengadilan dan lebih murah karena manusiawi katanya (manusiawi gimana jangn-jangn uang dendanya dikorupsi heheh) berbeda kalau terima tilang biru, sipelanggar harus setor ke bank sejumlah minimal Rp.200.000, ini kalau terkena satu pasal kalau melanggar dua pasal maka setornya double. Jadi, sudah jelas kalau ditilang lebih baik terima kartu tilang merah dan datang ke sidang dari pada terima kartu biru. Setelah saya mendapatkan jawaban yang jelas dari sang Polwan saya langsung pulang melanjutkan aktifitas.

Selasa, Agustus 16, 2011

INTERNAL CONFLICT

Internal conflict, conflict within yourself, reflects the difference between what you really feel and what you are able or choose to do about it. Interpersonal conflict occurs between you and another person when what they do or say is different to what you feel and vice-versa.

Everyone has four basic psychological needs. These are the need to be valued, to be in control, the need for self esteem or self worth, and lastly the need for consistency or stability.

1. The need to be valued or appreciated by others is a basic psychological requirement

You want others to recognize your worth and appreciate your contributions. You are more motivated when your contributions are recognized. When you feel unappreciated, taken advantage of, or taken for granted your need to be appreciated and valued has been violated and this can trigger a response of fear, anger or frequently both.

2. The need to be in control

Being in control is important for everyone, but more for some than others. The more insecure you feel about yourself, the more controlling you may become. On the other hand, if you feel secure and confident about yourself, then your need to control others will reduce.

Whenever you have to deal with an over controlling person remember their need to control comes from their insecurity. Make them feel secure and their need to control will normally reduce.

3. The need for self esteem and self worth

By this I mean you should appreciate yourself and look to your strengths rather than any weakness (we all have both). A strong self esteem gives you a powerful, solid base for dealing with all types of problems and situations.

With a strong self esteem, you have the ability to positively respond or react to any type of situation, rather than reacting negatively by panicking of avoiding the potential conflict.

4. The need to be consistent

You need to know what is likely to happen in any given situation. You need consistency from family, partners, friends, everyone in your life otherwise you are always anxious about the unexpected.

This is not to say that no-one can change their minds but someone who changes opinions or reacts differently to the same situation brings a level of insecurity in to your life and you never know how to react.

The reason some people feel the need to change comes from their insecurity. They are insecure in themselves so they try to fit in with others all the time and will agree with whoever they feel is the most dominant personality.

Whenever any of these needs are not met conflicts, internal, external or both, are produced and people usually react in one of four ways.

They can retaliate, dominate, isolate, or cooperate.

Retaliation and domination can result in extreme violence. Isolation separates the parties but does not resolve the conflict whereas with cooperation one party allows their feelings to be ignored and accepts the opinion of another over their own.

If you are aware of these basic needs and reactions you will begin to understand how and why you and others react the way you do. Considering these needs, understanding them and acting upon them will make you a more complete and therefore a more confident person and will give you strength at times of conflict.

http://www.readbud.com/Articles/Stress-Management/4-Psychological-Needs-Help-Deal-With-Conflict

Kamis, Juni 09, 2011

The Power of Subconscious Mind

Scientists say that we only use 10% of our minds. Think about what I just said. We use only 10% of our minds! We are wasting the other 90%. Think of it this way….what if we only used 10% of our salary? Could we survive on 10% of our salary? No way, unless your Bill Gates.

What about eating only 10% of the food we make? Wouldn't that be a waste of food? What if we slept only 10% of 8 hours or 80 minutes a day? Could we survive? What if we had only 10% of the oxygen that was available? Could we survive? The answer to all these questions is a resounding NO!

So why do we put up with using only 10% of our brain? Look at your life. Are you living the life you want….on your terms? Are you happy with what you've created or do you think it could be better? Chances are that you are living to only 10% of your abilities. What if you could make your life 100, 500, or 1,000% better? I can hear you now saying…"That's impossible" or "that's too hard to do." If you did say that, you're repeating the same pattern in your life, which is you are using only 10% of your brain or less.

If you're happy with using just the 10% of your brain then stop reading now. If you're not satisfied and want to be able to use the rest of it then keep reading. Think about the greatness you can achieve by using your entire mind. There have been a number of great teachers of using the mind, such as Napoleon Hill, Ralph Waldo Emerson, Maxwell Maltz and many others. These men knew the secret to using the power of your mind and how to tap into it.

I'm here to tell you that you currently posses the most powerful tool in the Universe….your SUBCONSCIOUS MIND. Your subconscious mind knows everything. It has all the answers if you just use it correctly. It can lead you to a life of harmony, wealth, health, joy and success! This is possible with all aspects of your life.

It's not your fault. You were never taught how to use your mind. The past is over and today can be a new start. It doesn't matter what happened before today, what matters is what happens from today on. You must believe in your subconscious mind and know that it can allow you to lead a life of joy and success.

Let's start off with a very simple procedure. Use your subconscious mind as an alarm clock. Before going to bed at night, tell it what time you want to get up. Let's say you want to wake up at 7:00am. Before going to bed, tell your subconscious mind to "wake me up at 7:00am" and while saying this visualize a clock that reads 7:00.

The first step in changing your life is to start making impressions on your subconscious mind. You can so this by making affirmations as well as thinking certain thoughts. For example, let's say you want to attract money in your life. You can simply repeat these words "I am wealth and success". Repeat these words several times a day. It's best to say them in the morning when you get up and right before you sleep. This is when your mind is in an alpha state. When saying them, make sure you really mean them and focus on the words. Don't feel it's a chore or else it will not do you any good. You can also say them while meditating.

This can work for anything. Make sure the affirmations are positive and not stating the negative. For example, if you want to quit smoking, don't say "I don't smoke". Instead say "My lungs are pure and healthy and I am cigarette free." "I am" are two of the most powerful words in the English language.

Also, it's very important to think positively, don't say to yourself, "I'm just never lucky" or "I'm just meant to be poor." Think the opposite, "I am lucky" or "Things always work out to my favor" and I am wealthy and successful." If you have trouble believing yourself when you say them then change them to become more believable. You can start small or say "I am becoming wealthy."

If you need help with a problem or are in a situation where you have to make a tough decision and don't know which is the best for you. Ask your subconscious mind for help. Let's say you are contemplating two separate job offers and you are having trouble deciding between the two. Ask your subconscious mind for help by asking it. You may say something like "Infinite wisdom of my subconscious mind, I ask for your help in deciding what is best between these two job offers, I ask for your help and guidance in making a decision that is best for me."

Be still and listen to your subconscious mind. Close your eyes if need be and do not force anything to come to you but just be still and listen. If the answer doesn't come right away, that's ok. It's probably searching for the answer and it may take a little bit of time. But, I assure you, the answer will come…..maybe the next day or next week. You just need to be alert and have your antennas up. The answer may come from something outside of you, perhaps after you wake up. You may be clear in your thoughts on what to do. You may read or hear something that may enlighten you on what to do. You may receive your answer by running into a friend and he may say something that may help you decide. Just be patient and do not get frustrated and think too much about it. By doing so, you are delaying the answer form coming to you.

Source:
http://www.readthenrate.com/articles/Health-and-Fitness/Meditation/The-Power-Of-Your-Subconscious-Mind

Rabu, Mei 25, 2011

Siswa-Siswi Jepang Paling Sopan Sedunia

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO - Jepang bisa membanggakan disiplin siswa-siswi negara tersebut di sekolah. Perilaku siswa Jepang di kelas itu lebih baik atau terbaik dunia. Demikian hasil penelitian internasional.

Menurut hasil penelitian tersebut, murid-murid di Jepang menempati posisi tertinggi dalam peringkat perilaku baik. Laporan dari forum kerjasama ekonomi OECD mendapati jumlah gangguan di kelas pada tahun 2009 lebih sedikit jika dibandingkan angka hasil penelitian tahun 2000.
Siswa-siswi di Inggris berperilaku lebih baik jika dibandingan perilaku rata-rata siswa di negara lain. Namun, negara dan kawasan Asia mendominasi posisi teratas di daftar peringkat perilaku terbaik.

OECD menerbitkan analisis statistik perilaku yang dihimpun sebagai bagian dari penelitian internasional forum tersebut. Penelitian itu juga membandingkan kinerja sistem pendidikan.

Penelitian OECD mencermati tingkat gangguan yang terjadi di kelas dari segi berapa lama guru harus menunggu siswa usia 15 tahun ''menjadi tenang'' dalam proses belajar. Penelitian mendapati bahwa, meski banyak pihak merisaukan perilaku buruk, kemungkinan remaja gaduh dan berulah itu menurun jika dibandingkan dengan hasil analisis internasional serupa pada 2000.

''Keyakinan umum selama ini mempercayai disiplin siswa turun dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Keyakinan tersebut juga mempercayai bahwa para guru kehilangan kendali atas kelas mereka. Namun, keyakinan umum itu keliru,'' kata laporan OECD. ''Antara tahun 2000 dan 2009, disiplin di sekolah ternyata tidak memburuk. Bahkan, di banyak negara disiplin siswa justru meningkat.''

Negara-negara dan kawasan di Asia menempati tujuh dari 10 tempat teratas. Tiga tempat teratas ditempati oleh negara di Eropa timur.

Dua sistem persekolahan Cina (Shangai dan Hongkong) berada di posisi empat teratas. Ini mencerminkan munculnya Cina sebagai adidaya pendidikan yang tengah bangkit.

Dalam hasil pengukuran penelitian terhadap keterampilan baca-tulis yang diterbitkan bulan Desember, sistem persekolahan Shanghai menempati posisi teratas di dunia. Dalam penelitian perilaku ini, Inggris menempati posisi ke-28 dengan skor yang menempatkan perilaku siswa Inggris di atas rata-rata. Posisi Inggris di belakang Amerika Serikat dan Jerman, tapi di atas Prancis dan Italia.

Peringkat pendidikan internasional hasil penelitian OECD ini menempatkan negara-negara Skandinavia di posisi bawah. Finlandia, yang biasanya berada di peringkat teratas urutan sekolah dunia, berada di tiga posisi terbawah. Hanya Argentina dan Yunani yang disebut mengalami gangguan lebih banyak di dalam kelas.

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/siswa-siswi-jepang-paling-sopan-di-dunia-134049962.html

Sabtu, Desember 25, 2010

Kita dan Listrik

Sumber: Buku Kopi Merah Putih; obrolan pahit manis Indonesia , http://indonesia-anonymus.com

Sebelumnya mohon maaf bagi penulis buku ini karena tulisannya saya copy paste dengan beberapa kata dan kalimat saya hilangkan untuk efisiensi ke dalam blog saya ini. Tapi saya yakin penulis akan senang tulisannya di sebarkan ke pada kita semua karena tulisan ini sangat bermanfaat bagi kita meskipun mungkin kita menganggap tulisan ini hanya hal-hal yang biasa kita sepelekan. Saya hanya bermaksud ingin berbagi saja sama teman-teman dalam hal kebaikan.

Sebenarnya banyak tema yang ditulis di buku ini tapi saya awali dari tema “Kita dan Listrik” kenapa saya mulai dari sini karena masalah kita dan listrik adalah masalah kita sehari-hari dan kita terlibat langsung di dalamnya maksudnya dalam hal menggunakannya. Berikut perbincangannya semoga bermanfaat bagi Anda.

Listik mati lagi! Ah. Menyebalkan.
Apakah Anda seperti kami, yang bila listrik mati harus berkepanasan di kantor, atau kesal mencium makanan yang membusuk di dalam kulkas? Jika ya, ada baiknya kita menengok nasib Pak Sembiring. Pak Sembiring adalah pemilik sebuah took fotokopi. Took kecil yang ia jadikan sumber nafkah bagi keluarganya. “Nafkah saya 100% dari took ini,” katanya.
Jadi ketika listrik PLN mati, mati jugalah harapannya mendapatkan untung di hari itu. Semakin lama listrik padam, semakin pusing kepala Pak Sembiring menyaksikan pelanggan tokonya kecewa dan mencari toko lain.
Pakai generator?”Mahal…Tidak masuk hitung-hitungannya. Saya malah rugi.” Jadi Pak Sembiring tak bisa apa-apa selain menunggu. Berharap listrik kembali menyala segera, sebelum mengecewakan semakin banyak pelanggan.
Hany a itukah yang bisa kita lakukan? Menunggu dan menunggu dan menggerutu?
PLN pernah berkata, untuk mengurangi pemadaman, para pelanggan diminta mengurangi penggunaan listrik. Konon pasokan listrik yang ada tidak cukup untuk melayani permintaan. (artikel di detik.com tgl 29 Mei 2008 berjudul “Listrik Jawa Bali Defisit lagi”)
Ya, ya. Seperti Anda, yang pertama terpikir oleh kami adalah memprotes PLN: betapa inkompetennya perusahaan milik rakyat (milik kita?) tersebut. Mengatur keseimbangan antara pasokan dan permintaan aja tidak bisa?
Tapi disamping mengomel, adakah hal lain yang bisa kita lakukan? Ada. Coba baca ini: tahukah Anda bahwa microwave oven yang Anda miliki menghabiskan lebih banyak listrik untuk menjalankan jam digitalnya dibandingkan untuk menghangatkan makanan? Memang betul bahwa untuk menghangatkan makanan dibutuhkan tenaga 100 kali lebih besar daripada jam digital. Tapi seberapa sering Anda menghangatkan makanan? Microwave 99% waktunya hanya duduk diam, dalam posisi stanby, dengan jam digitalnya yang berkedip-kedip. Pada akhirnya, 99% ini mengonsumsi listrik lebih besar dari 1% yang Anda gunakan menghangatkan makanan. (informasi ini didapat dari majalah The Economist, artikel “Pulling the Plug on Standby Power http://www.economist.com/science/tq/displayStory.cfm?story_id=5571582)

Microwave bukan satu-satunya yang menghabiskan listrik ketika menganggur. Televisi, DVD player, CD player, dan computer masih mengosumsi listrik ketika tidak dipakai, bila kita diamkan dalam posisi standy. Ya, lampu merah kecil yang terus menerus menyala di televisi Anda diam-diam giat menggerogoti kantung.
Sebagian dari kita berfikir,” Kan tidak dipakai? Cuma menyalakan satu lampu LED kecil. Kalaupun mengonsumsi listrik tentu tidak banyak.”
Besarnya tidaknya, tergantung laporan mana yang Anda baca. Menurut Wikipedia, posisi stanby mengambil porsi 10%c dari penggunaan listrik rumah tangga di Amerika dan 7% di Prancis. (http://en.wikipedia.org/wiki/Stanby_power) laporan lain member angka 13 % (laporan California Energy Comission http://green.yahoo.com/blog/amorylovins/14/getting-savvy-about-stanby -power.html
Sebanyak itu? Bukankah hal ini seharusnya dipikirkan oleh produsen televise, DVD player dan lain-lain? Tentu mereka tidak ingin produk mereka dicap boros energi?
Ya dan tidak. Menerapkan teknologi lebih tinggi untuk menghemat listrik di saat stanby akan menaikkan harga produk, sedangkan manfaatnya tidak terlihat secara langsung oleh konsumen. Produsen tentu lebih memilih fokus ke teknologi yang menarik konsumen untuk membeli produk mereka. Yang high definition lah, yang surround sound dolby stereo lah, yang super tipis lah.
Coba ingat-ingat: ketika kita membeli sebuah perangkat elektonik, pernahkah kita bertanya,” kalau sedang stanby, perangkat ini menghabiskan berapa watt per jamnya?”
Kami tidak pernah. Mungkin Anda juga sama.
Kalau kita sebagai konsumen yang membayar listriknya saja tidak peduli, bagaimana kita mengharapkan perodusen untuk peduli?
Di waktu luangnya, seorang teman kami melakukan eksperimen pribadi di rumah. Ia ingin menjawab pertanyaan: apakah betul posisi stanby menghabiskan banyak listrik? Dan bila ya, berapa banyak?
Hasilnya?
Dalam keadaan stanby, satu televise, DVD player/recorder, dan gemer cansole total mengonsumsi 11 watt. Komputer berikut monitornya-dalam keadaan mati (shutdown, bukan stanby atau hibernate) 8 watt. CD player, 13 watt. Total 32 watt (studi ini tidak bersifat ilmiah dan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu. Besarnya watt yang dikonsumsi suatu peralatan listrik tentu akan berbeda tergantung merknya. Pengamatan menggunakan wattmeter digital. Untuk Komputer, yang dimaksud dalam keadaan mati adalah bila kita melakukan shutdown dari windows tapi tidak mematikan power on/off yang ada di belakang CPU. Shutdown Komputer, lalu pulang. Untuk mematikan tombol power terlalu repot karena harus merangkak ke bawah meja . mencabut listrik apalagi. Ini tentu tidak berlaku bila computer Anda menggunakan stabilizer. Jika setelah selesai shutdown, Anda lalu mematikan stabilizer, ini akan sama seperti mematikan power dengan kata lain, menggunakan stabilizer dapat mengamankan peralatan listrik Anda dari tegangan naik-turun, sekaligus menghindari penggunaan listrik tidak perlu)

Karena semua peralatan di atas terus tertancap sepanjang hari, pemakaian dalam satu hari dapat dihitung 32 watt x 24 jam= 768 Wh.
Bila meminjam tariff termurah yang ada di TDL 2003 ( http://www.pinjaya.co.id/tdl/tdl_hukum_lampIIIIB.html) , per 1000 Wh kita kenai Rp 169 rupiah (saya: tentu berbeda denga TDL saat ini tahun 2010, jauh lebih mahal tentunya) Jadi dalam sebulan ( dengan asumsi sebulan 30 hari pengeluaran kita untuk stanby power adalah:
(768Wh/1000Wh) x Rp 169 x 30 hari = Rp 3.893, 76 sebulan.
Tiga ribu delapan ratus rupiah terbuang percuma. Ingat bahwa tarif yang digunakan di atas adalah tarif termurah yang ada. Tarif untuk rumah tangga Anda bisa jadi di atas dari itu, ingat juga bahw angka di atas hanya mengukur satu televisi, satu DVD player, satu game cansole, satu set komputer dan satu CD player. Bila Anda punya lebih banyak peralatan, misalnya Komputer Anda lebih dari satu, ditambahj microwave oven dan AC, angka di atas pasti membengkak.
Tiga ribu delapan ratus, 768 Wh tidak banyak? Mungkin. Tapi itu hanya satu rumah. Mari kita kembali ke masalah Pak Sembiring di atas. Salah saru penyebab kenapa listrik sering padam adalah besarnya penggunaan yang melebihi pasokan.
Mari berhitung lagi”
Menurut PLN, jumlah pelanggan rumah tangga di Jaea Barat-Banten adalah 7, 47 juta (http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2008/05/30/brk,20080530-124034,id.html) anggaplah hanya seperempatnya (1, 86 juta pelanggan) memiliki peralatan yang di atas dan mereka menghabiskan 768 Wh per hari hanya untuk stanby powernya. Berapa totalnya?
1.860.000 x 768 Wh = 1.428.480.000 Wh atau kurang lebih 1.400 MWh.
Segitu banyak listrik kita pakai. Untuk apa? Untuk dibuang percuma. Nihil hanya untuk stanby.
Cabut ketika tidak dipakai. Kelihatannya ini sesuatu yang sepele, tetapi kalau kita melakukannya bersama-sama, bayangkan besarnya listrik yang bisa kita hemat. Selain meringankan tagihan listrik, kita juga membantu menurunkan beban listrik PLN. Itu berarti-kalau yang dibilang PLN benar-pemadaman akan berkurang. Pak Sembiring danpengusaha lain yang senasib bisa sedikit lega bernafas.
Mungkin kita bisa coba bersama. Nanti setelah listrik kembali menyala tentunya. Untuk saat ini, sambil menunggu, kita hanya bisa bersama-sama menggerutu. Dalam kegelapan.

“ Kalau listriknya pada selama satu jam saja tiap hari, kita akan menghemat sekitar….”
“ Ah , diam kau!”