Jumat, Desember 26, 2008

Mahasiswa Taubat!

Beberapa tahun terakhir para mahasiswa Indonesia mengalami degradasi moral. Hal itu dapat kita lihat setiap kali mereka sedang berunjuk rasa . Mereka acapkali menjadi biang kerusuhan.
Tidak jarang kita melihat mereka melempari batu kepada aparat karena permintaan mereka tidak tersampaikan akibatnya terjadi bentrokan. Sungguh disayangkan memang mahasiswa yang notabene berlatar pendidikan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tujuan pendidikan itu sendiri.Sekarang mahasiswa tidak sabar dan mudah emosi dalam menyampaikan suatu pendapat.

Sebagai contoh kasus yang baru-baru ini terjadi di gedung MPR-DPR dimana sekelompok mahasiswa menolak pengesahan UU Badan Hukum Pendidikan (UU BHP). Mereka berteriak ke muka sidang dan mengeluarkan kata-kata yang kasar “ Penghianat!” Akibatnya mereka dibubarkan secara paksa oleh petugas dan terjadilah benturan, beberapa orang terluka.

Mahasiswa di daerah lain pun tak mau kalah pasca pengesahan UU BPP. Seperti yang terjadi pada tanggal 20 Desember yang lalu di Yogyakarta. Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta berunjuk rasa menolak UU BHP. Mereka melempari aparat polisi dengan batu ketika polisi dari Polres Sleman membubarkan paksa mereka karena mereka menggelar unjuk rasa tanpa izin. Selain melemparkan batu ke arah polisi mereka juga membakar ban-ban bekas di jalan raya. Bukankah ini mengganggu ketertiban?.

Beberapa waktu yang lalu kita juga menyaksikan terjadinya tawuran antarmahasiswa di Jakarta dan juga di daerah lain. Hanya karena masalah sepele mereka tanggapi masalah tersebut dengan melakukan penyerangan, bahkan ke temannya sendiri sesama jas almamater. Sungguh disayangkan memang.

Inilah potret wajah mahasiswa Indonesia sekarang. Mereka sekarang sudah tidak lagi memakai akal rasional dalam setiap tindakannya. Sebagai mahasiswa seharusnya mereka dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat bukan sebaliknya. Seharusnya mereka bisa lebih sabar dan menggunakan cara-cara yang baik dalam menyampaikan pendapat. Kalau caranya kasar dan menghalalkan berbagai cara apalagi menggangu ketertiban umum berarti apa bedanya mereka dengan preman? Wahai mahasiswa kembalilah ke jalurmu! Hal ini bukan berarti kembali ke kampus dan tidak peduli dengan keadaan Negara. Tetapi gunakanlah cara yang santun dan cerdas dalam menyampaikan pendapat. Karena tindakan yang anarkis tidak menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah baru.

Kalau begitu siapa dan apa yang salah? Kita tidak bisa menyalahkan siapapun tetapi semua ini adalah efek panjang dari krisis ekonomi yang dialami oleh penduduk Indonesia sejak tahun 1997 tepatnya setelah lengsernya mantan Presiden Soeharto. Sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 orang Indoenesia sudah tidak ramah lagi, mudah marah, dan kerusuhan sering terjadi dimana-mana tak terkecuali mahasiswa. Padahal dulu orang Indonesia dikenal sangat ramah dan toleran. Tetapi kini?

Memang kesulitan ekonomi berdampak hampir ke semua bidang kehidupan masyarakat Indonesia terutama moralitas.Semakin sulit keadaan ekonomi maka semakin tinggi tingkat kriminalitas sedangkan kriminalitas itu sendiri berkaitan dengan moralitas. Tetapi sesulit apa pun keadaan ekonomi kita harus tetap menjaga moralitas kita apalagi seorang mahasiswa.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar