Akhirnya kambing pun telah pergi dari kehidupanku tapi baunya masih terasa di tangan. Ha ha ha, ya kita baru saja merayakan hari raya Idul Adha kemarin. Hari yang spesial bagi umat Islam karena pada hari itu ada acara pemutalisasian hewan kurban (kaya Ryan aja si pejagal dari Jombang) ya, kemarin kita jadi ryan soalnya kita benar-benar membunuh si “korban” terus dimutilasi tanpa rasa kasihan.
Pagi-pagi kemarin sekitar jam 8 aku cepat-cepat menuju secretariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKS Ciomas. Hari itu aku mendapat amanah untuk jadi panitia kurban. Lumayanlah jadi panitia biar nantinya dapat kambing eh salah daging kambing maksudnya. Yang aku pikirkan adalah aku pasti nyuci jeroan lagi deh di sana. Soalnya aku sudah tiga tahun berturut-turut dipercaya nyuci jeroan, jadi ahli deh hahahaha. Tapi asyik lho nyuci jeroan. Kalo gak percaya buktiin aja sendiri.
Setelah sampai DPC di sana sudah ada ketua panitia Qurban, Pak Ali Bahmeed dan Ketua DPC, Pak Yusuf Ismail. Baru aja nyampe aku sudah dapat tugas pertama dari Pak yusuf yaitu bawa kambing untuk dibawa ke daerah rumahnya. Lalu aku mulai menuju target sasaran. Alhamdulilah kambingnya gak terlalu gede jadinya enteng deh. Lalu aku angkat lau kupeluk tuh kambing ke atas pahaku. Aku Pegang erat-erat kakinya supaya tidak lepas. Yap, aku bawanya naik motor, pak Yusuf yang bawa motor sedangkan aku duduk di belakang bermesraan sama si kambing. Motor pun berangkat. Pak yusuf berkata,”Setiap tahun sama Budi terus nih bawa kambing, sudah jodoh…” hehehe.. aku hanya tertawa saja mendengarnya.
Kalo dihitung-hitung ada 3 kali aku bawa kambing pake motor. Yang paling riweh dan paling susah waktu bawa kambing ke Parakan, sudah jauh, kambingnya berat dan “nakal” lagi, maksudnya di jalan sering ngamuk soalnya kambingnya lumayan besar jadi tenaganya juga besar. Kami pun harus berjalan pelan-pelan takut-takut kambingnya loncat dan lepas. Kalo lepas bisa dibayangkan kami pasti harus nguber-nguber Si kamibing kaya tim buru sergap nguber maling. Untuk hal itu tidak terjadi soalnya segede-gedenya tuh kambing tenaganya masih gedean aku jadi everyting is under my control. Asal jangan disuruh bawa sapi aja bukannya aku yang gendong malah sapi yang nantinya gendong aku (jangan dibayangin nanti ketawa lagi hehehe)
Sekujur tubuhku yang kurus langsing pun jadi bau. Baunya semerbak orang yang badannya dipenuhi minyak wangi. Saking baunya orang pun jika ditutup matanya tidak akan tahu mana kambing yang asli mana yang palsu. Tapi asyik sih jadi pengalaman seru. Ya sebelum bisa meluk istri ya belajar meluk kambing dululah hehehehhehe.
Semua kambing sudah didistribusikan ke setiap desa. Hanya dua ekor yang dipotong di DPC.Kambing pun siap dipotong oleh Ustadz Habib yang sudah siap dengan goloknya yang tajam. Si kambing hanya pasrah dan tak berdaya ketika kakinya ditarik dan si kambing pun pun mulai dibaringkan. Dengan sekejap si kambingpun digorok. Darahnya yang merah pun mengalir dengan lancar ke sebuah lobang yang sudah digali sebelumnya. Kemudian si kambing pun di gantungkan untuk dikuliti. Berakhir sudah deh riwayat si kambing.
Setelah dikuliti si kambing pun kemudian di mutilasi menjadi beberapa bagian.Aku sih tidak ikut memutilasi karena sudah ada tugasnya masing-masing. Tugas aku adalah seperti biasa mencuci jeroan. Aku, Iwan, dan Rully mulai bersiap-siap mencuci jeroan… kali ini aku mencuci jeroan di kali belakang rumah tetehnya iwan. Soalnya di sana airnya besar dan lumayan bersih serta tertutup dari orang-orang. Kalo tahun-tahun sebelumnya kami biasanya nyuci di selokan kecil di sawah belakang komplek Mahameru. Kalau di Mahameru airnya kecil dan biasanya sudah ramai sama orang-orang yang seprofesi maksudnya yang nyuci jeroan jadi kami putuskan untuk tidak nyuci di situ lagi. Singkat cerita jeroan kambing sudah dicuci dan siap dihidangkan dengan daging kambing yang sudah dipotong-potong. Alhamdulilah sekitar jam 12 siangan akhirnya daging sudah terbungksus dan siap untuk didistribusikan. Aku mau cepat-cepat pulang ah mau mandi besar maksudnya dengan air yang banyak soalnya sudah gak tahan badanku bau kambing. Sambil aku membawa daging bagianku akhirnya kami semua pulang deh…. Selamat tinggal kambing! I love you so much. See you next year insyaAllah hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar