2010-04-04 18:58:45
kispa.org - Tanggal 21 Maret, dikenal sebagai Hari Ibu di kawasan Timur Tengah. Jamaknya, hari spesial itu dirayakan dengan suka cita. Namun tidak demikian bagi sebagian ibu Palestina. Pada hari itu mereka menangis menahan derita, karena anak-anak mereka banyak yang ditangkap, dipenjara, disiksa dan dibunuh Zionis Israel.
Seseorang membuat catatan pada Hari Ibu tahun ini.
***
Dua tahun lalu, abang saya mengunjungi seorang temannya yang tinggal di pengungsian. Ketika pulang kembali, wajahnya pucat dan terlihat sangat sedih. Saya bertanya apa yang terjadi. Katanya, dia tidak bertemu dengan temannya, karena kawan baiknya itu telah dibunuh beberapa hari sebelum abang mengunjunginya.
Ketika abang mengetuk pintu, tidak ada yang ditemui, kecuali seorang ibu yang terlihat lemah, di dalam sebuah rumah tanpa perabot, yang terletak di tengah-tengah kamp pengungsian.
"Saya tidak sanggup berlama-lama di sana. Setiap detiknya seakan meremukkan hati ini," kata abang.
Ibu yang lemah itu selalu terbayang-bayang putranya yang dibunuh oleh Zionis Israel yang menyamar. Kemudian terbayang pula nasib keempat putra lainnya yang berada di dalam penjara Israel.
Hari Ibu berlalu, dan saya teringat ibu yang malang itu. Ibu malang yang tidak memiliki siapa-siapa untuk menolong putra-putranya. Di luar sana ada ribuan ibu Palestina, yang menunggu detik demi detik kesempatan untuk berjumpa dengan putra-putri tercinta, yang dikurung dalam penjara.
Pasukan Israel memiliki sebuah unit khusus penyamaran yang dikenal dengan nama "Dovdovan". Unit ini terdiri dari orang-orang muda yang terlatih dan bersenjata, yang menghadapi demonstran Palestina tak bersenjata. Mereka bisa berbicara dengan bahasa dan dialek Palestina asli, yang digunakan untuk mengelabui dan berpura-pura menjadi bagian dari demonstran. Mereka tersebar di mana-mana.
Setiap ada kerumunan demonstran Palestina, mereka pasti berkeliaran di dalamnya. Mengamati, mencari informasi, menangkap dan juga membunuh targetnya, terutama para pemimpin demonstran. Penyamaran mereka bisa beraneka macam, mulai dari berpura-pura menjadi pria renta, hingga pekerja sosial PBB dan wartawan.
Beberapa waktu terakhir, ketika ketegangan di Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi memanas, serta aksi menentang pembangunan pemukiman semakin marak, unit penyamaran Israel bertambah sibuk. Mereka giat mencari orang-orang Palestina yang mampu memobilisasi para demonstran, dengan tujuan melumpuhkannya selamanya.
Saya pernah melihat aksinya. Sulit untuk mengenali mereka, hingga akhirnya terungkap secara tidak sengaja, atau setelah mereka membunuh targetnya.
Target tidak hanya dibunuhi oleh para penyusup. Jika kalian melihat televisi yang menyiarkan demonstrasi orang Palestina, maka mungkin kalian pernah melihat polisi anti huru-hara Israel. Lihatlah dengan seksama, di setiap sekelompok pasukan, ada sniper di antara mereka. Perhatikan tayangan-tayangan itu, maka akan terlihat ada anggota pasukan yang membawa senjata khusus dilengkapi dengan teropong.
Ketika unit penyamaran beraksi mencari informasi di antara kerumunan orang Palestina, para penembak jitu memperhatikan kerumunan melalui teleskopnya. Mereka biasanya berada di tempat-tempat yang tinggi dan agak tersembunyi. Mungkin kalian akan melihatnya secara kebetulan di televisi, atau ada kamerawan pemberani yang sengaja menyorot mereka.
Begitulah, saat demonstrasi berlangsung, tiba-tiba jatuh korban di kalangan pemuda Palestina. Yang seakan-akan lumrah, sebagai bagian dari aksi demonstrasi. Selanjutnya kalian akan mendengar IOF membentuk komite penyelidikan. Mereka belagak sibuk menyelidiki insiden yang terjadi. Mungkinkah penyelidikan mereka bisa dipercayai, setelah apa yang mereka lakukan di Shabra Shatilla, di Jalur Gaza dan lainnya?
Hari ini, empat anak Palestina dibunuh, dua di antaranya belum lagi genap berusia 16 tahun. Jika kalian tertarik mengetahui berapa jumlah anak-anak dan pemuda yang telah dibunuh, maka hitunglah, buatkan statistik data mereka. Maka kalian akan mengetahui berapa banyak anak-anak dan pemuda Palestina tak berdosa telah dibunuh.
Kemarin saya melihat seorang anak diadili di pengadilan Israel, setelah seminggu bocah itu ditahan dan disiksa tentara-tentara Zionis. Usia anak itu masih 13 tahun. Dan dia ditangkap satu pekan sebelumnya bersama adiknya yang baru berusia 9 tahun!
Sampai kapan kalian akan terus mempercayai Zionis Israel, yang selalu membuat kebohongan nyata dan membunuhi anak-anak dan orang-orang tak berdosa. (hidayatullah/fn)
Sumber: http://www.kispa.org/index.php/view/berita/datetimes/2010-04-04+18%3A58%3A45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar