Dengan luasan sekitar 1000 m2 petani Jepang ini bisa memasok 10 minimarket Michinoeki yang berada dalam lingkup usahanya, dengan pola pengiriman tiap 2 hari sekali, disini hebatnya pak Tua ini bisa kirim ke minimarket tiap 2 hari dengan jumlah kunjungan 2-3 minimarket dan bekerja lagi untuk pengelolaan Tobong / tempat Budidaya Jamur merang ini, dan memanen jamur untuk pengiriman besok begitu seterusnya.
Yang saya herankan bagaimana Suami istri ini bisa mengerjakan semua hal dengan konsep yang begitu bagus, sistem yang sudah terintegrasi dengan baik dengan sistem online antar pemasok dan minimarket, manajemen produksi yang baik sehingga bisa panen tiap 2 hari sekali dengan begitu lancar dan tertip, antara penyiapan media (strerilisasi, pengepakan, penanaman bibit, masa pertumbuhan dan pemanenan).
Manajemen keuangan dengan pengaturan cashflow yang begitu teratur dan hebatnya semua itu berasal dari kredit perbankan, ketika saya tanya apakah petani ini dulunya sudah melakukan atau punya pengalaman bertani jamur Dia mengatakan belum pernah berusaha. Untuk usaha bertani jamur ini adalah pertama kalinya.
Sempat saya berfikir hebat benar Bapak dan Ibu Tua ini bisa mempersiapkan dengan baik segala persoalan yang terjadi di manajemen usahanya ini. Ternyata setelah satu minggu berjalan, saat rombongan pelatihan agroindustri ini yang difasilitasi oleh BPEN mengunjungi Departemen di Jepang yang salah satunya adalah menyediakan fasilitasi UKM maka semua pertanyaan seminggu yang lalu mulai terjawab satu persatu.
Bagaimana UKM negeri Jepang ketika akan mendirikan usahanya dari mulai mendaftarkan badan usahanya karena perlu diketahui UKM disana tidak ada yang tidak mempunyai Badan Usaha yang resmi karena ini sangat berhubungan dengan pelayanan yang akan diterima selanjutnya.
Selanjutnya setelah Badan USAHA diterima, UKM ini diminta membuat rencana usaha yang didampingi oleh konsultan independen yang dibayar oleh UKM ini, sehingga UKM bisa memilih konsultan yang dikehendaki sesuai dengan bidang yang akan dikerjakannya, konsultan-konsultan ini telah mendapat rekomendasi dari Departemen pemerintah atau ODA sehingga kapasitas konsultannya sudah terjamin.
Kenapa UKM bisa membayar konsultan yang dikehendakinya, ya karena semua usaha yang didirian di sana harus didampingi konsultan sejak awal karena usaha ini akan berhubungan dengan pihak bank sebagai penyedia jasa keuangan. Selanjutnya ketika semua sudah selesai dalam hal ini rencana usaha cashflownya baru mengajukan kredit dan kalau persyaratannya sudah jelas maka pencairan bisa dilaksanakan dengan standart dan konsultan yang ditunjuk akan terus mendampingi UKM tersebut secara berkelajutan sampai memang layak ditinggal.
Oh iya hampir lupa tentang penjaminan dan bunga yang ada di Jepang, penjaminan akan dilakukan oleh pemerintah dengan bunga pinjaman 1 % /tahun. Saat diterangkan itulah UKM Indonesia langsung tertawa dengan kata Yo enak rek…. tahu kan bagaimana kondisi di Indonesia ?
Di Indonesia yang terjadi adalah tanpa konsultan sehingga terkesan berbelit-belit dan kalau disetujuipun biasanya tidak bisa cair 100%, dan apabila UKM tidak mempunyai jaminan ya tak akan bisa cair apalagi kalau di lihat dari bunga maka paling kecil di Indonesia adalah 16% / tahun untuk bisnis bukan kredit program yang pencairannya gak jelas kapan.
Kalau melihat ini siapa yang salah, UKM, Pemerintah atau BDS mari kita renungkan KENAPA UKM JEPANG LEBIH MAJU……?
Sumber: Cak Arif
Saatnya Pemerintah Indonesia bisa belajar dari UKM di Jepang, semua fasilitas telah disiapkan, pelatihan/pendampingan/manajemen/bahkan kredit dengan bunga sangat ringan
BalasHapusKepala daerah mana pun seharusnya bisa melaksanakan. Hanya tinggal keinginan yang kuat dan koordinasi dengan pemerintah pusat,pebisnis sukses sebagai mentor dan universitas sebagai penyedia konsultas independen.
BalasHapusSalam sukses dari UKM Kota Malang yang sudah Go Nasional (AlatHematBBM.com | HILDAN | 0852 340 89 809)