Senin, Februari 23, 2009

Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang lain BAB III (Resume)

BAB III DIA YANG MAMPU MELAKUKANNYA AKAN MEMILIKI SELURUH DUNIA by Dale Carnegie

Saya sering memancing di Maine pada saat musim panas. Secara pribadi saya sangat suka arbai dan krem, tapi saya mendapatkan bahwa untuk beberapa alasan aneh, ikan ternyata lebih suka cacing. Maka tatkala saya pergi memancing, saya tidak memikirkan apa yang saya inginkan. Saya tidak memasang umpan di kail dengan arbei dan krem, tetapi saya menggantungkan seekor cacing dan belalang di depan si ikan dan berkata: ”Kau menginginkan ini, bukan?”

Saya sering memancing di Maine pada saat musim panas. Secara pribadi saya sangat suka arbai dan krem, tapi saya mendapatkan bahwa untuk beberapa alasan aneh, ikan ternyata lebih suka cacing. Maka tatkala saya pergi memancing, saya tidak memikirkan apa yang saya inginkan. Saya tidak memasang umpan di kail dengan arbei dan krem, tetapi saya menggantungkan seekor cacing dan belalang di depan si ikan dan berkata: ”Kau menginginkan ini, bukan?”
Mengapa Anda tidak menggunakan akal sehat ini tatkala Anda memancing orang lain? Hal itu yang dilakukan Lioyd George, Perdana Menteri Inggris yang terkenal selama Perang Dunia I. Ketika seorang bertanya kepadanya bagaimana dia berhasil tetap berkuasa sementara para pemimpin perang lainnya-Wilson, Orlando dan Cemenceau-telah dilupakan, dia menjawab bahwa apabila posisinya yang bertahan di atas ini mungkin disebabkan satu hal, hal itu adalah karena hasil belajarnya bahwa kita perlu memasang umpan yang sesuai dengan ikannya.

Mengapa harus berbicara tentang apa yang kita inginkan? Itu kekanakan. Absurd. Tentu saja, Anda berminat dengan hal-hal yang Anda inginkan. Anda akan selamanya berminat terhadap hal itu. Tak seorang pun yang berminat. Kita semua persis seperti Anda: kita berminat terhadap apa yang kita inginkan.

Jadi, satu-satunya cara di bumi ini untuk mempengaruhi orang lain adalah berbicara tentang apa yang mereka inginkan dan tunjukkan kepada mereka bagaimana memperolehnya.

Ingat itu tatkala Anda mencoba menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Kalau, misalnya, Anda tidak ingin anak-anak Anda merokok jangan memberi ceramah kepada mereka, dan jangan membicarakan apa yang Anda inginkan; melainkan tunjukkan kepada mereka bahwa rokok mungkin akan membuat mereka tidak bisa masuk tim bola basket atau tidak bisa memenangkan lari seratus meter.

Ini adalah hal yang baik untuk diingat lepas dari apakah Anda berurusan dengan anak-anak atau anak sapi atau sinpanse. Sebagai contoh: suatu hari Ralph Waldo Emerson dan putranya berusaha menghela seekor anak sapi agar masuk ke kandangnya. Namun mereka membuat kesalahan yang lazim karena hanya memikirkan tentang apa yang mereka inginkan: Emerson mendorong dan putranya menghelanya. Tapi sapi itu hanya melakukan persis seperti apa yang sedang mereka lakukan: dia hanya memikirkan apa yang dia inginkan; maka dia mengeraskan kakinya dan dengan keras menolak meninggalkan padang rumput itu. Seorang pembantu Irlandia melihat kejadian ini. Dia tidak menulis esai dan buku; tapi setidaknya dalam peristiwa ini, dia lebih memiliki pengertian kuda atau pengertian anak sapi, dibandingkan Emerson. Dia memikirkan apa yang diinginkan anak sapi; maka dia memasukkan jari-jarinya ke dalam mulut si anak sapi membiarkan anak sapi itu mengisap jarinya tatkala dia dengan lembut menghelanya masuk kandang.

Setiap tindakan yang pernah Anda lakukan sejak hari kelahiran Anda, dilakukan karena Anda menginginkan sesuatu. Bagaimana halnya pada saat Anda memberikan sumbangan besar pada Palang Merah? Ya, tidak ada pengecualian dengan aturan itu. Anda memberikan donasi pada Palang Merah karena Anda ingin menolong; Anda ingin melakukan tindakan baik, yang tidak memikirkan diri sendiri dan mulia ”Dalam banyak hal yang telah Anda kerjakan, Anda telah melakukannya untuk diri sendiri.”

Harry A. Overstreet dalam bukunya yang memberi penerangan Influencing Human Behaviour berkata: ”Tindakan keluar dari apa yang kita harapkan dan nasehat terbaik yang bisa diberikan kepada para calon-pembujuk, apakah dalam bisnis, di rumah, di sekolah, dalam politik, adalah: pertama, bangkitkan hasrat orang lain. Dia yang mampu melakukan hal ini memiliki seluruh dunia bersamanya. Dia yang tidak bisa, akan berjalan di jalan yang sepi.”

Besok mungkin Anda ingin membujuk seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Sebelum Anda berbicara, berhentilah sebentar dan tanyakan diri Anda: ”Bagaimana saya bisa membuat orang ini melakukannya?

Pertanyaan itu akan menghentikan kita agar tidak tergesa-gesa masuk ke dalam situasi yang tidak menguntungkan, dengan mengeluarkan pembicaraan mengenai keinginan kita.

Berikut ini adalah saran terbaik yang pernah diberikan mengenai seni berhubungan dengan manusia. ”Kalau pernah ada rahasia mengenai sukses,” ujar Henry Ford,”itu adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatunya dari sudut pandang orang lain, dan juga dari sudut pandang Anda.”

Dunia penuh dengan manusia-manusia yang merampas dan mementingkan diri sendiri. Maka, individu yang memang jarang bersedia, yang berusaha tanpa mementingkan diri sendiri memberikan pelayanan pada orang lain, mempunyai keuntungan besar. Mereka hanya memiliki sedikit pesaing. Owen D. Young, seorang ahli hukum terkenal dan salah satu pemimpin besar dalam bisnis Amerika, pernah berkata: ”Orang yang bisa meletakkan diri mereka pada tempat orang lain, yang mengerti cara berfikir mereka, tidak perlu khawatir tentang masa depan mereka.”
Kalau setelah membaca buku ini Anda hanya mendapat satu hal-yaitu kecenderungan yang meningkat untuk selalu berfikir dalam cara pandang orang lain dan melihat segala sesuatunya menurut sudut pandang mereka-kalau Anda memperoleh hal satu itu dari buku ini, ini dengan mudah bisa terbukti sebagai salah satu dasar pembentukan karier Anda.

Melihat dari sudut pandang orang lain dan membangkitkan dalam dirinya rasa ingin memperolah sesuatu tidak boleh dianggap sebagai memanipulasi orang itu sehingga dia akan mengerjakan sesuatu yang hanya berguna untuk Anda dan menyebabkan kerugiannya. Masing-masing pihak memperoleh sesuatu dari negosiasi itu.

K.T. Dutschmann , seorang insinyur telepon,seorang peserta kursus ini tidak bisa membuat anak perempuannya yang berusia tiga tahun bersedia menyantap sarapannya. Metode memarahi, meminta yang seperti biasanya dilakukan, semuanya berakhir sia-sia. Maka kedua orang tua ini bertanya kepada diri mereka sendiri: ”Bagaimana kami bisa membuatnya mau melakukannya?” Si gadis kecil suka sekali meniru ibunya, merasa besar dan dewasa; maka suatu pagi mereka meletakkannya di atas sebuah kursi dan membiarkannya menyiapkan sendiri makanan paginya. Pada momen kejiwaan tersebut, si ayah pergi masuk ke dapur saat itu mengaduk buburnya dan berkata: ”Oh, lihat ayah, saya membuat bubur pagi ini.”

Dia menyantap dua piring bubur tanpa memprotes apapun, karena dia sendiri tertarik dalam hal ini. Dia telah memperoleh rasa pentingnya, dia mendapatkannya ketika membuat bubur, sebagai suatu usaha ekspresi diri.

William Winter pernah berkata bahwa ”Ekspresi diri adalah kebutuhan dominan dari sifat dasar manusia.” mengapa tidak mengadaptasi psikologi yang sama ini untuk urusan bisnis kita? Pada saat kita memiliki ide cemerlang, bukannya membuat orang lain berpikir bahwa itu milik kita, memngapa tidak membiarkan mereka sendiri yang memasak dan mengaduk ide itu. Mereka kemudian akan menganggapnya sebagai ide mereka, mereka akan menyukainya dan mungkin memakan dua mangkuk.

Ingat: ”Pertama, bangkitkan minat dalam diri orang lain. Dia yang bisa melakukan hal ini, memiliki seluruh dunia bersamanya. Dia yang tidak bisa, akan berjalan di jalan yang sepi.”

Prinsip 3: Bangkitkan minat dalam diri orang lain

7 komentar:

  1. Wah... jadi ingat sama rumus F=F, follow to follow. kita ikuti dulu apa yang diinginkan oranglain lalu setelah itu kita akan bimbing dia untuk mengikuti kita... kurang lebih kita duluan yang harus membangkitkan minat dalam diri orang lain terlebih dahulu... Nice post and Thanks ya :)

    BalasHapus
  2. Wah seru sekali bahasannya! kenapa tidak dilanjutakan resumenya? saya sangat mengharapkannya!

    BalasHapus
  3. Bisnis kamu: trmkasih banyak sudah mau mampir di blog saya. Iya nih masih belum sempet untuk melanjutkan resumenya karena sibuk kerja. Tapi yang jelas buku itu sangat bagus sekali.

    BalasHapus
  4. ketika masih kuliah dulu saya pernah membaca buku ini. Tp stelah lulus kuliah buku ini di pinjam teman dan dinyatakan hilang.
    Sekarang saya rindu ingin membacanya lagi.
    Terimakasih sudah menuliskan di blog anda untuk dibaca walaupun cuma sebagian
    inin sangat menarik dan berarti buat saya, apalagi kalau saya bisa mendownload sampai satu buku dr blog anda. Saya sangat berterimakasih sekali.
    Teruslah berkarya
    sukses terus untuk Pak Budi Wastono

    BalasHapus
  5. Mas Ishak, terimaksih banyak atas komentarnya. Saya juga senang membacanya...Bukunya sangat bagus sekali untuk merubah kepribadian kita menjadi lebih baik. insyaAlloh sy akan luangkan waktu untuk meunpload sisanya. Sukses juga buat mas Ishak

    BalasHapus
  6. bab iv nya mana ne pak budi, kami menunggu ilmu selanjutnya, dan akan haus ilmu

    BalasHapus